Budaya
Gokil, Anggota DPRD Jatim Ini Gelar Pelatihan Make Up Karakter Horor

PABIASA.COM, Surabaya – Gokil, seorang anggota DPRD Jatim dari Fraksi PDI Perjuangan, Agatha Retnosari, menghiasi dirinya dengan dandanan horor. Hal itu dilakukannya dalam pelatihan Make Up Horor dan Potensinya di salah satu hotel di Surabaya, Sabtu (29/6/2024). Ia menjadi salah satu ‘artis’ yang dimake-up dengan karakter horor.
“Pelatihan make up karakter ini bisa melatih kita punya skill. Ini bagian dari soft skill, ada ide dan originilitas. Jadi, para peserta itu tidak hanya sekadar meniru contoh,” ujarnya.
Menurutnya, para peserta pelatihan begitu antusias mengikuti berbagai materi, seperti teknik body painting, bahan untuk memberikan efek, sampai eksplorasi ide.
“Jadi, banyak banget. Kemudian peserta tidak hanya meniru. Tapi banyak peserta yang kemudian mengeksplor idenya, mengeksplor kreativitasnya sehingga muncullah banyak riasan yang menurutku sangat spketakuler,” tuturnya.
“Mereka juga totalitas. Ada yang membawa kostum, ada yang membawa wig,” imbuhnya.
Dia menjelaskan, pelatihan make up horor bukan sekadar melatih bagaimana tampil jelek. Akan tetapi juga mengembangkan bakat dalam dunia ekonomi kreatif.
“Kalau ini dilatih, diasah keterampilannya bisa menjadi salah satu soft skill yaa, yang nanti ke depannya bisa dikembangkan dari ekonomi kreatif,” tuturnya.
Tidak menutup kemungkinan, tambahnya, kemampuan merias karakter akan menjadi modal untuk mengarungi industri kreatif seperti film, teater, drama dan pertunjukan lainnya.
“Atau mungkin di era digital ini bisa juga jadi salah satu ide untuk bikin konten khusus mengenai karakter-karakter. Sebenarnya juga banyak kita lihat tuh di Instagram anak-anak yang punya keterampilan make up karakter, dan ini termasuk salah satu industri yang mungkin dikembangkan,” terangnya.
Anggota Komisi B DPRD Jatim itu juga berharap, anak-anak muda untuk terus mengasah keterampilan atau soft skill. “Saya berpesan kepada anak muda, selagi muda, ada pelatihan, apa pun itu, mereka bisa ikut, bisa meningkatkan soft skillnya,” ujarnya.
“Kita tidak tahu, ke depan, kita akan menghadapi peluang seperti apa. Siapa tahu dengan keterampilan atau soft skill ini, kemudian kita akan mendapatkan peluang kerja, siapa tahu jadi make up artis internasional,” tandasnya. (yl/s3)
Budaya
Peringatan Maulid Nabi, Bupati Sumenep Sebut Momentum Meningkatkan Takwa

PABIASA.COM, Sumenep – Bupati Sumenep, Ahmad Fauzi Wongsodjudo, menyampaikan rasa syukur dan kebahagiaannya dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw yang digelar di Masjid Jamik, Sumenep, pada Jum’at (5/9/2025) malam.
Dalam sambutannya, Fauzi menekankan pentingnya menjadikan peringatan Maulid sebagai momentum untuk meningkatkan ketakwaan serta kerukunan di tengah masyarakat.
“Peringatan Maulid bukan hanya sekadar rutinitas tahunan, tetapi meningkatkan ketakwaan dan meneladani akhlak mulia Rasulullah Saw,” ujar Fauzi.
Menurutnya, peringatan Maulid yang umum dilakukan di setiap masjid dan musala, menjadi kesempatan untuk selalu mengingat tuntunan yang diajarkan Nabi Muhammad Saw.
“Karena Nabi Muhammad merupakan pemimpin yang sempurna, pemimpin yang bijaksana, dan pemimpin yang menjadi panutan kita semua,” jelas Fauzi.
“Nabi Muhammad merupakan sosok ideal untuk dijadikan panutan sesuai dengan profesi kita masing-masing,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Fauzi mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga ketenteraman dan keharmonisan bersama-sama.
“Agar Kabupaten Sumenep selalu diberikan rahmat dan masyarakat diberikan kemudahan dalam menjalankan aktivitas kita semua,” tandasnya. (rzl/s3)
Budaya
Madura Cultur Festival 2025 dan Geliat Ekonomi Masyarakat Sumenep

PABIASA.COM, Sumenep – Madura Culture Festival (MCF) 2025 tidak hanya menampilkan kekayaan seni budaya Madura dan Tapal Kuda, tetapi juga menyuguhkan berbagai produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal melalui penguatan sektor usaha.
Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, mengatakan bahwa pihaknya mengapresiasi para pelaku UMKM yang tetap semangat dan kreatif, untuk mewujudkan kemandirian ekonomi di tengah berbagai tantangan saat ini.
“Madura Culture Festival menunjukkan bahwa budaya dan ekonomi bisa berjalan beriringan, sehingga UMKM yang ikut serta di acara ini merupakan bentuk nyata untuk bersama menggerakkan ekonomi daerah berbasis potensi lokal,” ujar Fauzi di sela-sela kunjungannya ke stand peserta MCF di GOR A. Yani Pangligur Sumenep, Senin (1/9/2025).
Menurutnya, UMKM yang hadir di MCF menjadi bukti bahwa semangat kewirausahaan masyarakat terus tumbuh. Dengan produk unggulannya yang beragam, mulai dari kuliner, kerajinan tangan, serta hasil olahan pertanian, mereka terus menggerakkan ekonomi masyarakat.
Karena itu, MCF bukan sekadar ajang promosi produk, tetapi juga momentum strategis untuk memperkuat jaringan bisnis, meningkatkan daya saing produk lokal, dan mendorong pelaku UMKM naik kelas.
“Kami berharap, momentum ini tidak hanya menjadi ajang promosi sesaat, tetapi mampu membuka peluang lebih luas, termasuk akses pasar digital dan kemitraan yang lebih baik,” jelasnya.
Fauzi juga menegaskan, MCF dengan semangat kolaborasi antara budaya dan ekonomi membuktikan bahwa Madura, khususnya Kabupaten Sumenep tidak hanya kaya tradisi, tetapi memiliki beragam produk lokal sebagai salah satu ekonomi kerakyatan.
“UMKM tidak hanya mampu bertahan, tetapi tumbuh secara berkelanjutan dan menjadi motor penggerak utama ekonomi daerah yang memiliki daya saing tinggi,” tandasnya. (rzl/s3)
Budaya
Pelestarian Permainan Tradisional, KORMI Sumenep Usul Masuk Kalender Event Kabupaten

PABIASA.COM, Sumenep – Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) Kabupaten Sumenep menekankan pentingnya event olahraga tradisional dalam rangka pelestarian olahraga rakyat.
Ketua KORMI Kabupaten Sumenep, Agus Hendriyono, mengatakan, olahraga tradisional hendaknya dijadikan sebagai bagian terintegrasi dalam kegiatan-kegiatan resmi pemerintah daerah. Bukan hanya saat perayaan 17 Agustus.
“Kami sangat mendorong agar olahraga tradisional tidak hanya muncul saat momen agustusan, tapi bisa menjadi bagian tetap dari agenda resmi daerah,” ujar Hendri, panggilan akrabnya, Kamis (21/8/2025).
Menurutnya, olahraga tradisional memiliki nilai budaya tinggi yang perlu dikenalkan secara berkelanjutan kepada masyarakat, khususnya generasi muda.
Karena itu, tambah dia, KORMI Kabupaten Sumenep mengusulkan agar olahraga tradisional dapat dimasukkan ke dalam kalender event tahunan pemerintah daerah.
Seperti halnya bisa dilaksanakan melalui festival olahraga tradisional tingkat kabupaten atau yang kita kenal dengan sebutan 4 Cup. Ini bisa menjadi wadah untuk menampilkan berbagai permainan tradisional sekaligus melestarikan warisan budaya lokal.
“Melalui penyelenggaraan event seperti 4 Cup dapat menjadi sarana edukatif dan hiburan, yang mengangkat kembali semangat gotong royong dan kebersamaan di tengah masyarakat,” tuturnya.
Hendri juga menegaskan, olahraga tradisional bukan sekadar permainan masa lalu, tapi bagian dari identitas budaya yang patut dibanggakan dan dikembangkan.
“Untuk itu, diharapkan sinergi antara pemerintah daerah dan masyarakat, dalam menjaga budaya olahraga tradisional, agar terus ditingkatkan, serta menjadi program yang berkelanjutan dan berdampak luas bagi masyarakat,” tandasnya. (rzl/s3)
- Pemerintahan1 tahun ago
Dishub Jatim Targetkan Trans Jatim Koridor V Beroperasi, Mahfud Harap Ada Pembenahan Terminal
- Rumpun1 tahun ago
Cegah Efek Negatif Nikah Usia Dini, Mahfud Minta Pemprov Jatim Gencarkan Sosialisasi
- Pemerintahan1 tahun ago
Sumenep Buka Rekrutmen PPPK dan CPNS, Ini Formasi yang Dibutuhkan
- Pendidikan1 tahun ago
Mahfud Sosialisasi Pendidikan Karakter, Bangun Kesadaran Generasi Muda
- Rumpun2 tahun ago
Di Pendopo Sumenep, Ratusan Anak Antusias Mengikuti Lomba Melukis dan Mewarnai
- Opini1 tahun ago
Statistik Kemiskinan
- Opini2 tahun ago
Upaya Mengelak dari Money Politics
- Budaya2 tahun ago
Merawat Budaya, Pemkab Sumenep Gelar Festival Klenengan Dolanan